HUBUNGAN TBC DAN DIABETES MELLITUS
Dalam
artikel ini saya akan membahas kaitan TBC (Tuberculosis) dan Diabetes mellitus.
Hubungan DM dengan TB pertama kali dilaporkan oleh Avicenna (Ibnu Sina) pada
abad XI, yaitu TB merupakan penyebab kematian utama penderita DM. Tahun 1883,
dokter berkebangsaan Amerika, Windle, melakukan autopsi terhadap 333 jenazah
penderita DM, hasilnya pada lebih dari 50% ditemukan TB paru. Pada pasien DM
terdapat gangguan respon imun tubuh sehinga dapat dengan mudah terserang penyakit
TBC (tuberculosis). Delapan dari sepuluh negara dengan insidens tertinggi DM di
dunia juga diklasifikasikan sebagai negara dengan beban TB paru tinggi (WHO).
Prevalensi DM tertinggi yaitu di region utara dengan persentase 27,9%, diikuti
oleh regio timur dengan persentase 24,7%, region sentral yaitu sebesar 23,7%,
dan regio selatan dengan prevalensi terendah yaitu 18,2%.6 Prevalensi TB paru
meningkat seiring dengan peningkatan prevalensi DM. Studi Dobler, dkk. di
Australia (2012) .
Peningkatan prevalensi DM diikuti dengan peningkatan
prevalensi TB paru. Penderita DM mempunyai risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi
untuk mengidap penyakit TB paru dibandingkan penderita tanpa DM dan banyak
ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun.TB paru juga dapat menyebakan
amyloidosis pancreas melalui proses imunologi (DR.Philip schawarz), Diabetes
juga mengakibatkan kerusakan paru Paru pada penderita DM akan mengalami perubahan
patologis, seperti penebalan epitel alveolar dan lamina basalis kapiler paru
yang merupakan akibat sekunder dari komplikasi mikroangopati sama seperti yang
terjadi pada retinopati dan nefropati. Gangguan neuropati dari syaraf otonom
dapat berupa hipoventilasi sentral dan sleep apneu. Selain itu juga dapat
terjadi penurunan elastisitas rekoil paru, penurunan kapasitas difusi karbon
monoksida, dan peningkatan endogen produksi karbondioksida.
Kejadian
infeksi paru pada penderita DM Penderita TB paru dengan DM memiliki risiko
kematian lebih tinggi dibandingkan penderita TB paru tanpa DM selama terapi dan
juga peningkatan risiko kekambuhan setelah pengobatan dan penularan yang lebih
besar. Dalam
pengobatan TB akan menurunkan kadar gula darah, sehingga berpengaruh pada
pengobatan DM. Sistem pengobatan pasien DM & TB yang hanya diobati DM-nya
dan tidak diobati TB-nya. Keduanya, akan mengakibatkan pengaturan gula darahnya
semakin sulit. Sebaiknya pasien TB di cek ada tidaknya DM dan juga sebaliknya pada pasien DM di cek ada tidaknya TB.
No comments:
Post a Comment