FLU SINGAPURA PADA ANAK-ANAK
Kita semua pasti sering mendengar
tentang penyakit flu singapur tapi kita belum tahu apa yang dimaksud
dengan flu singapura dan penyebabnya, serta tanda dan gejala. Baiklah dalam
artikel ini kita akan membahas flu singapura agar kita semua memahami apa itu
penyakit flu singapura. Hand, foot, and mout disease atau disingkat HFMD, jika
dibahasa indonesiakan menjadi penyakit KTM (Kaki Tangan Mulut) karena salah
satu ciri penyakit ini adalah adanya lepuhan pada kaki, tangan, dan mulut.
Kenapa penyakit ini disebut dengan flu singapur karna Virus ini perna menyerang
dan mewabah di singapur jadi penyakit ini popular di singapur. Hand-Foot-Mouth
disease adalah penyakit anak-anak yang umum terjadi. Gejalanya berupa luka pada
mulut, demam, dan rash. Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16. Akan
tetapi tidak semua anak-anak yang terinfeksi virus ini menunjukkan ketiga
gejala Hand-Foot-Mouth disease ini.
HFMD
sering keliru dengan penyakit Foot-and-Mouth disease (Hoof-and-Mouth disease)
yang terjadi pada lembu, domba, dan babi. Padahal keduanya merupakan dua macam
penyakit yang berbeda dan tidak berhubungan, keduanya disebabkan oleh virus yang
berbeda. Manusia tidak dapat tertular penyakit yang diderita oleh binatang dan
demikian juga sebaliknya. Penyakit ini sering melanda anak dibawa umur 10 tahun.
Cara Penularan
Penularannya
melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari
droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit
berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak
langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang
terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (carrier)
seperti lalat dan kecoa. Penyakit ini memberi imunitas spesifik, namun anak
dapat terkena PTKM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2
- 5 hari. Penyakit ini paling menular dalam satu minggu pertama.
Tanda dan Gejala
1. Gejala Prodromal (12-36
jam) :
a. Demam tidak tinggi±38,3 derajat C
selama 2-3 hari
b. Anoreksia/ Gangguan makan
c. Malaise (feeling sick)
d. Nyeri perut
e. Sakit pada mulut dan tenggorokan
f. Batuk dan pilek
g. Lesi pada tangan dan kaki; 5-7 hari
h. Lesi mukosa dan kulit sembuh spontan
dalam 5-7 hari
i. Kadang-kadang
: demam tinggi, sangat lemah, diare, atralgia, miokarditis dan pneumonia,
meaningoencephalitis.
2. Adapun gambaran klinik
Lesi di mulut :
a. Macula,
vesikel 2-3 mm dasar eritem
b. Vesikel
jarang terlihat, segera menjadi ulkus
c. Ulkus
terasa nyeri ditambah dengan rasa tidak nyaman ketika makan
d. Jumlah
ulkus 5-10
e. Terlihat
pada palatum, mukosa pipi, gusi, lidah, uvula, tonsil.
3. Adapun gambaran klinik
lesi di kulit :
a. Lokasi khas
yaitu tangan, kaki, bokong dan kadang-kadang di lengan.
b. Jumlah lesi
di tangan > jumlah lesi di kaki
c. Jumlah lesi
di dorsal dan sisi samping jari-jari>jumlah lesi di palmar
d. Makula
eritem 2-10 mm kemudian berubah menjadi vesikel sentral oval berwarna abu-abu
e. Lesi
asimtomatik, hilang 3-7 hari
f. 22%
cervikal/submandibular limfadenopati.
4. Gejala yang cukup berat
tersebut antara lain :
a. Hiperpireksia,
yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39oC.
b. Demam tidak
turun-turun
c. Takikardia
(denyut nadi menjadi cepat)
d. Takipnea,
yaitu napas jadi cepat dan sesak
e. Anoreksia,
muntah, atau diare berulang disertai dehidrasi.
f. Letargi,
lemas, dan terus mengantuk
g. Nyeri pada
leher, lengan, dan kaki.
h. Kejang-kejang,
atau terjadi kelumpuhan pada saraf cranial
i. Keringat
dingin
j. Fotofobia
(tidak tahan melihat sinar)
k. Ketegangan
pada daerah perut
l. Halusinasi
atau gangguan kesadaran
Pengobatan
Berikut
ini merupakan cara – cara pengobatan penyakit HFMD:
1. Istirahat
yang cukup
2. Pengobatan
spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan
keadaan klinis yang ada.
3. Dapat
diberikan:
4. Immunoglobulin
IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
5. Extracorporeal
membrane oxygenation.
6. Pengobatan
simptomatik:
a. Antiseptik
di daerah mulut
b. Antipiretik
c. Analgesik
misal parasetamol
d. Antibiotika
jika infeksi kulit
e. Cairan
cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
f. Pengobatan
suportif lainnya
Penyakit ini merupakan
self limiting diseases, yaitu penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya,
dalam 7-10 hari.
Pencegahan
Cuci
tangan dengan seksama Pastikan untuk mencuci tangan sering dan menyeluruh,
terutama setelah menggunakan toilet atau mengganti popok. Dan sebelum
menyiapkan makanan dan makan. Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan lap
tangan atau gel diobati dengan membunuh kuman alkohol. Kalu perlu dalam keadaan
seperti ini bila bersekolah dan bepergian ke tempat umum menyediakan tisu basah
atau hand wash anti septik.
Disinfeksi
Area publik. Bersihkan dengan cermat daerah area publik dengan sabun dan
air, lalu dengan larutan diencerkan pemutih klorin, sekitar 1/4 gelas (59 ml)
dari pemutih untuk 1 galon (3,79 liter) air. Pusat perawatan anak harus
mengikuti jadwal ketat pembersihan dan desinfeksi semua area umum, termasuk
item bersama seperti mainan, karena virus dapat hidup di benda-benda ini selama
berhari-hari. Bersihkan dot bayi Anda sering.
Ajarkan
kebersihan yang baik. Tunjukkan anak Anda bagaimana untuk menerapkan kesehatan
yang baik dan bagaimana menjaga diri mereka bersih. Jelaskan kepada
mereka untuk tidak menempatkan jari, tangan atau benda lain di mulut
mereka.
Mengisolasi
orang menular. Karena infeksi ini sangat menular secara cepat maka harus
dibatasi kontak terhadap orang lain. Hindari kontak erat seperti mencium,
memeluk, atau berbagi peralatan makan atau gelas dengan orang yang terinfeksi.
Hindari penderita infeksi KTM dari penitipan anak atau sekolah sampai
gejala demam hilang dan mulut luka telah sembuh. Bila perlu anak tidak
bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien
sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung
beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan
perorangan. Di Rumah sakit “Universal Precaution” harus dilaksanakan. Penyakit
ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)
No comments:
Post a Comment